SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG DI BLOG Pon- Pes MIFTAHUL HUDA PESAWAHAN RAWALO BANYUMAS

Friday, January 10, 2020

KH ZAENI ILYA PENGASUH PP MIFTAHUL HUDA PESAWAHAN 94 TAHUN MENGABDI UNTUK AGAMA DAN BANGSA


https://www.youtube.com/channel/UCmPgjjrbIxvazZ603NlDl6w?view_as=subscriber
KH.Zaeni Ilyas Pengasuh PPMH Pesawahan
Kami Santri dan Alumni mengucapkan selamat kepada KH. Zaeni Ilyas pengasuh Pondok Pesanten Miftahul Huda Pesawahan Rawalo Banyumas yang telah mengabdi kepada Agam Bangsa dan Negara selama 94 tahun, semoga semngkin berkah dan selalu dalam keadann sehat selalu, tentunya diberi ke istikomahan dalam mengajari santri -santinya beserta masyarakat pesawahan khussusnya dan umumnya kepada semua manusia di alam jagd raway ini, AMN


KH. Zaeni Ilayas Merupakan Sosok yang 'Alim, Tawadu serta Wira’I selain itu beliau dikenal sebagai sosok yang Ahli Silaturahim, entah itu kepada Ulama ataupun pada orang biasa, saya sendiri pun sangat terharu bisa menyaksikan beliau sowan/Silaturahim ke beberapa alumninya pada saat itu beliau Silaturahim ke Rumahnay Ust.Nur Kholis (Lurah PPMH) di desa Jingkang Ajibarang Banyumas dan beberapa Alumni Lainya, secara tersirat beliau sedang memberikan Uswah Kepada kita semua sebagai santri dan alumni sesibuka apapun harus menyempatkan waktu untu Sowan ke pada gurunya itulah pelajarn penting yang harus kita petik.


Di Akhir Tahun 2019 Beliau Telah Silaturaim Ke Gurunya KH. Hadi bin Darda .alm Kab.Purworejo Jawatengah Bersama keluarga Besar PPPMH. Selain itu beliau memang sudah memiliki Agenda rutin setiap tahunya bersama para Alumni Silaturahim ke berapa gurunya di asaat Ada acara HAUL atau adan acara lain, di usia yang sudah sepuh tetapi jiwanya melebihi para jiwa jiwa muda. Baca Juga Artikel Ini Ditulis Oleh Ny Hj Umniatul Labibah,S.Thi Al-Hafidzoh 

Keseharianyaselain istikomah ngajibareng santri santrinya jua mengkaji kita bersama masyarakat yang model kanjinaya di tulis dengan tulisan jawa pegon ala pondok pesanten, kemudian di Fotocopy di bagikan secara gratis kepada jamaah dan alumninya, kajian tersebut di laksanakan setip malam Minggu, sudah banyak kitab yang beliau tulis untuk kajian malam minggu bersama masyarakat mulai dari kitab Fikih, kitab Hadis dan Kotab Tauhid dan beberapa kitab Sayairan


Di usia yang sudah tua bukan menjadi hambatan bagi bliau untuk terus tadim pada guru gurunya hari ini di ulangtahun nya ke 94 th ziarah ke makam gurunya KH.Ghozin Bendo Kediri Jawa Timur di Bebrapa Putranya serat di temani beberapa Alumni dan santri senior nya “Ucap Ust.Rohiman Almuni PPMH dari desa Pesawahan Yang Sekaligus Guru PAI di sekolah TEKOM MBM Rawalo.


Kitab yang beliau Tulis dangan Maknan Terjemah Pegon dianatarnya

Kitab Safinah 
Kitab Sulamunajat 
Kitab Sulamuntaufiq 
Kitab Jauhar Tauhid ( Bentu Syair) 
Kitab sanusiah 
Kitab Jurumiyah 
Kitab Imriti 
Kitab Alfiyah 
Kitab Maksud 
Kitab Jurumiyah Jawa 
Kitab Niyat ingsun ngaji 
Kitab Cawang Iman
Jika Ada Yang Tahu Silahkan Menambahi di kolom Komentar Terimaksih

Dan masih Bebrapa Kitab Lain Yang Belum saya ketahui khususnya kitab kitab yng di kaji di malam minggu bersama masyarakat dan alumni yang 100 % di tulis tangan secara istiqomah. Semoga allah selalu memberikan barokah padanya, amin.

Kitab Tersebut bisa di dapatkan melalui Foto Copy di ndalemnya Bu Nyai Hajah Umniatul Labibah, Beliyau juga sempat memposting di Gur FB nya 

Semoga Silaturahim Kaini berjalan dangan lancer dan di beri keselamatan kami sebagai alumninya mendapatkan luberan barohnya amin yarobal alamin
 Mohon Maaf jika Masih Banyka Kekeliruan dan kekuarangan dalam nenuslis
kami siap menerima saran dan kritiknya klik saran dan kritik di WA 
Pesawahan 11 januari 2020
Bay Al- Akhan Nur Rusman
FB Rusman
Yatube Cahaya Pesantren

Sunday, December 15, 2019

KISAH PENCARIAN SANG KIYAI PADA GURU NYA (Berawal Dari Mimpi)

Ta'dzimul ustad dan birrul walidain

Berawal dari mimpi Bapak (KH.Zaini Ilyas), bertemu dengan guru ngajinya di pondok al-ihya ulumaddin di tahun 1940-an. Beliau adalah kyai Hadi bin Darda alm. Keberadaan guru ngaji bapak tersebut sudah cukup ghorib, karena menurut bapak, beliau mukim sekitar tahun 1945-an dan sejak itu tidak ada kontak lagi.

Melihat bagaimana bapak bercerita tentang guru ngajinya tersebut, tentang ilmu dan alimnya, tentang bagaimana banyak ilmu yg bapak dapat dari beliau hingga terbilang cukup mahir membaca kitab, kami anak2 nya tergerak melacak keberadaan guru bapak kami tersebut. Hanya bermodal nama dan kota kutoarjo. Perjalanan investigasipun kami mulai, dari kontak ke kontak dan telpon kepada para pihak, sowan beberap kyai sepuh yang alumni al-ihya kesugihan, juga sowan beberapa putra para alumni kesugihan. Dari kesugihan,maos, sirau dan sidareja.

Beberapa pihak yang kami temui mengatakan tidak tau keberadaan guru bapak kami tersebut, hingga muncul rasa pesimis. Sempat berpikir datang saja ke kota kutoarjo tanpa tau tujuan, tetapi bapak kami yakin pasti ada yang tau. Pasti ketemu.

Keyakinan beliaulah yang membuat kami, para putranya bersemangat melacak keberadaan kyai Hadi tersebut. Hingga akhirnya, sebuah jalan dibentangkan oleh Allah. Setelah sekitar hampir tiga minggu lebih. Sebuah jalan yang dijanjikan, bahwa bagi para penempuh jalan menuju-Nya dengan sungguh-sungguh,pastilah Allah akan menunjukan jalannya. Melalui putra kyai habib kedunglegok alm., Yang ternyata istrinya berasal dari daerah kyai Hadi alm. Jalan ziarah dan sikaturahim di bentangkan.

Hingga ketika akhirnya setelah pelacakan berhasil, tak menunggu lama, seluruh putra simbah dengan semangat mendereaken simbah untuk berziarah dan menyambung silaturahim dengan ahli bait gurunya. Perjalanan pun terasa dramatis, karena dimulai dari investigasi yang cukup pelik, dan juga medan tempuh lokasi ahki bait yg juga cukup menantang.

Banyak sekali pelajaran yang bapak kami sedang tuntunkan kepada kami dari sini. Di usia kami yang tidak lagi muda, kami masih sangat tergantung dengan bimbingan ayah kami. Dan melalui ini kami belajar beberapa hal, diantaranya : Pertama, bahwa jika kita menempuh jalan menuju Allah dengan sungguh2 pasti akan ada jalan. Sebuah pelacakan yang kami pikir akan nihil hasil, ternyata sejalan dengan keyakinan bapak,bahwa pasti ada orang yg tau. Dan pasti bisa berziarah ke makam guru bapak.

Kedua, betapa ta'dzim kepada guru itu tak terbatas waktu. Bahkan hingga guru telah tiada, kita masih bisa ta'dzim keoadanya dengan jalan ziarah dan menyambung silaturahim dengan ahli bait nya.

Ketiga, bahwa 'alaqah atau ikatan batin dengan guru sangat penting. Dan 'alaqah akan terbentuk jika kita membangun atau berusaha terus menerus menjaga ikatan dengan guru. Melalui mimpi, ikatan batin bapak dengan guru kami nampak nyata. Hingga ketika sampai di rumah ahli bait kyai Hadi, bapak yang setiap hari mengulang cerita tentang kyai Hadi kepada kami tak mampu berucap kata, hanya sesenggukan atas syukur bisa mewujudkan mimpi menjalin silaturahim dengan guru beliau tersebut.

Betapa pemandangan yang hanya dapat dicerna dengan jiwa. Di usia bapak yang sudah sepuh, kebahagiaan beliau hanya sederhana, diantara bahagia beliau adalah menyambung 'alaqah dengan para guru beliau.

Ah, bapak...kami anak2 mu masih begitu banyak butuh bimbinganmu dalam menapaki hidup. Kami tau benar bagaimana engkau menghormati semua guru2 engkau dan menjaga 'alaqah dengan mereka. Doakan kami semoga kami bisa menjaga apa-apa yang telah menjadi wadhifah-wadhifah engkau. Dan istiqomah dijalan yang bapak dan ibu ridloi...amiin

Penulus Ny Hj Umniatul Labibah,S.Thi Al-Hafidzoh.

KH.Zaeni Ilayas Sowan pada Guru ngaji saat mondok Di PP AL IHYA SUGIHAN


KH.Zaeni ilyas Sosok yang alim dan tawadu nya luar biasa di selala- Sela kesibukanya mengajar ngaji dan mengajari ngaji bersama masyarakat beliau istikomah sowan2 / silaturahmi ke guru2 nya padahal usianya usah mengijak 90 Th akan tetapi jiwa nya luar biasa setalah sekian lama Mencari Sosok guru yang waktu itu mondok di pondok pesantren al ihya ulumudin di Kecamatan Kesugihan Kabupante Cilacap Jawa Tengah Soko guru tersebu adalah Mbh Kiyai Hadi lurah Pondok Al ihya Sekitar Tahun 1948 an 
Kini beliau telah sowan ke ndalem nya 
Semoga hal tersebut menjadi pelajaran berharga bagi kita seorang samtri.
Dari kisah di atas adatap  kita petik pelajaranya

  • 1. Walopun kita sudah sukses kita jangan melupakan jasa orang yg telah memberikan kita ilmu 
  • GURU adalah sosok yg telah mengajari kita banyak ilmu selain ilmu guru adalah sosok orang yg menghantarkan kita menjadi org yg bijak dalam mengabil sikap maka kita patut mendoakan dan memuliakanya 
  • Dengan silaturahmi akan membuat umur kita barokah dan memper erat tali ukhwah islamiyah



Wednesday, August 7, 2019

6 PESAN INDAH MBAH MAIMUN ZUBAIR


K.H Maimun Zubair Dawuh,

1. jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah...barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akhirat.

2. Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju surga.

3. Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga.

4. Jika engkau melihat orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia...barangkali itu mejadi sebab kelapangan rezekimu di dunia.

5. Jika engkau bukanlah seorang yang mengusai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba' ta' kepada anak2 mu, setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu..yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu.

6. Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan Sama sekali Maka Tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti, setidaknya Itu menjadi sedekah untuk dirimu.

Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:

رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ

“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya”

Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda

Rasulullah SAW bersabda:

« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya)bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum".(HR. Muslim)

Mari selalu berusaha dan berprilaku positif, semangat meraih hasil terbaik serta saling mendoakan akan keberkahan..
Aamiin...

Semoga bermanfaat

Monday, August 5, 2019

KH. MAIMOEN ZUBAIR (MUSTASYAR PBNU & KIAINYA PARA KIAI) WAFAT DI MAKKAH


Innalillahi wainnailaihi raiji’un, kabar duka datang dari Tanah Suci. Ulama kharismatik yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair diberitakan wafat di sela menunaikan ibadah haji di Makkah.

Kabar tersebut salah satunya datang dari Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah PBNU KH Abdul Ghafarrozin. 

"Innalillahi wa inna ilahi raji'un. Nembe mawon kapundut Simbah Maimoen Zubair wonten Makkah (baru saja wafat Syekh Maimoen Zubair di Makkah)," katanya dalam sebuah pesan singkat.

NU Online masih menelusuri informasi lebih lanjut soal posisi jenazah dan di mana akan dimakamkan.

Ulama yang akrab disapa Mbah Moen ini merupakan salah satu dari anggota Ahlul Hall wal Aqdi (Ahwa) pada Muktamar ke-33 NU di Jombang tahun 2015 lalu dan NU Online pernah memuat profil singkatnya.

Kiai Haji Maimoen Zubair merupakan seorang alim, faqih sekaligus muharrik (penggerak). Selama ini, Kiai Maimoen merupakan rujukan ulama Indonesia, dalam bidang fiqh. Hal ini, karena Kiai Maimoen menguasai secara mendalam ilmu fiqh dan ushul fiqh. Kiai Maimun merupakan kawan dekat dari Kiai Sahal Mahfudh, yang sama-sama santri kelana di pesantren-pesantren Jawa, sekaligus mendalami ilmu di tanah Hijaz.
Kiai Maimoen lahir di Sarang, Rembang, pada 28 Oktober 1928. Kiai sepuh ini, mengasuh pesantren al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Kiai Maimun merupakan putra dari Kiai Zubair, Sarang, seorang alim dan faqih. Kiai Zubair merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky. 

Kedalaman ilmu dari orang tuanya, menjadi basis pendidikan agama Kiai Maimoen Zubair sangat kuat. Kemudian, ia meneruskan mengajinya di Pesantren Lirboyo, Kediri, di bawah bimbingan Kiai Abdul Karim. Selain itu, selama di Lirboyo, ia juga mengaji kepada Kiai Mahrus Ali dan Kiai Marzuki.

Pada umur 21 tahun, Maimoen Zubair melanjutkan belajar ke Makkah Mukarromah. Perjalanan ini, didampingi oleh kakeknya sendiri, yakni Kiai Ahmad bin Syuáib. Di Makkah, Kiai Maimun Zubair mengaji kepada Sayyid Alawi bin Abbas al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al-Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, Syekh Abdul Qodir al-Mandaly dan beberapa ulama lainnya.

Kiai Maimoen juga meluangkan waktunya untuk mengaji ke beberapa ulama di Jawa, di antaranya Kiai Baidhowi, Kiai Ma'shum Lasem, Kiai Bisri Musthofa (Rembang), Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muslih Mranggen (Demak), Kiai Abdullah Abbas Buntet (Cirebon), Syekh Abul Fadhol Senori (Tuban), dan beberapa kiai lain. Kiai Maimun juga menulis kitab-kitab yang menjadi rujukan santri. Di antaranya, kitab berjudul al-ulama al-mujaddidun.

Selepas kembali dari tanah Hijaz dan mengaji dengan beberapa kiai, Kiai Maimoen kemudian mengabdikan diri untuk mengajar di Sarang, di tanah kelahirannya. Pada 1965, Kiai Maimun kemudian istiqomah mengembangkan Pesantren al-Anwar Sarang. Pesantren ini, kemudian menjadi rujukan santri untuk belajar kitab kuning dan mempelajari turats secara komprehensif.

Selama hidupnya, Kiai Maimoen memiliki kiprah sebagai penggerak. Ia peranh menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun. Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah. Kini, karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Kiai Maimoen Zubair diangkat sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan (PPP). 

Politik dalam diri Kiai Maimoen bukan tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialoggkan Islam dan kebangsaan. Demikianlah, Kiai Maimun merupakan seorang faqih sekaligus muharrik, pakar fiqh sekaligus penggerak. (Mahbib)
___________

Follow juga ig @pak_kiai
https://www.instagram.com/pak_kiai
https://www.instagram.com/pak_kiai
https://www.instagram.com/pak_kiai

Profil singkat KH Zaini Ilyas pengasuh Pon- Pes Miftahul Huda Rawalo Banyumas




      Putra dari KH Ilyas dan simbah nyai Hj.sholihah, lahir pada tanggal 11 januari 1932 di desa Pesawahan. Ayahnya, KH Ilyas adalah seorang kepala desa yang disegani karena ketegasannya dan kedermawanannya. Sebagai tokoh desa dan juga hartawan, KH Ilyas dikenal sangat dekat dengan para ulama. Beliau dikenal muhibbin, orang yang dekat dan senang bergaul dengan para ulama. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan seringnya beliau bersilaturahim, sowan ke kyai-kyai yang masyhur pada zaman itu. Begitu pula para habaib, biasa rawuh ke ndalem beliau untuk mendoakan dan memberi berkah.
       Kesholehan KH Ilyas sebagai tokoh agama juga dikenal masyarakatnya, dimana beliau sangat tegas dan bijak dalam mengajak maasyarakatnya untuk sholat lima waktu. Selain itu melalui zakat mal, beliau juga berupaya mengentaskan kesulitan ekonomi masyarakat sekitar dan sekaligus menjadi media dakwah. Kedekatan KH ilyas dengan masyarakat juga terlihat dimana banyak masyarakat sekitar yang apabila mengalami masalah baik ekonomi auatupun lainnya datang kepada beliau untuk mencari solusi.
          Kecintaan KH Ilyas juga ditunjukkan dengan mengirim putra-putra beliau ke pesantren, diantaranya adalah KH Amir dan KH zaini Ilyas. KH zaini ilyas adalah putra terakhir KH Ilyas yang saat ini menjadi pengasuh PP Miftahul Huda Pesawahan.
Setelah ngaji ala kampung, pada tahun 1947 KH zaini Ilmyas muda dipondokkan oleh ayahnya di PP Mafatihul Huda Jampes Kediri untuk berguru pada Syekh Ikhsan. Setahun berada di sana, ibu tercinta meninggal dunia, hingga akhirnya beliau pulang ke rumah untuk beberapa waktu.
    Setelah ditinggal ibunda tercinta, KH Zaini Ilyas muda di kirim lagi ke pesantren oleh ayahnya. Kali ini di pilihlah Pondok Pesantren al Ihya ulumaddin Kesugihan untuk berguru pada KH Badawi Hanafi, tokoh ulama dan mursyid thorikoh yang masyhur kala itu di daerah Cilacap dan Banyumas, yang kemudian hari menjadi ayah mertuanya. Di kesugihan, beliau mesantren selama 3 tahun. Ketika mesantren disini, sudah terlihat kecerdasan dan kengaliman beliau. Diantaranya beliau ngaji sampai kelas alfiyah dimana tidak banyak teman sebayanya yang mencapai kelas ini. Bahkan, oleh guru nahwunya, yaitu kyai Hadi, beliau sering diminta mbadali ngajar nahwu, baik alfiyah maupun lainnya ketika kyai hadi yang merupakan pengurus pondok saat itu, berhalangan.

         Bukan hanya itu, keistimewaan KH Zaini Ilyas muda kemudian diketahui oleh putra pengasuh pondok, yaitu oleh K Muhammad Badawi yang menceritakan perihal prestasi KH Zaini ilyas muda pada ayahnya. Alhasil, oleh KH Badawi Hanafi, KH Zaini Ilyas muda ditimbali khusus kemudian di beri kesempatan untuk ngaji langsung pada beliau.
         Setelah tiga tahun belajar di pondok kesugihan pada KH Badawi Hanafi, KH Zaini Ilyas kembali meneruskan perjalanan mesantrennya dengan kembali lagi ke jampes untuk kembali berguru pada Syeh Ikhsan. Beliau menghabiskan waktu tiga tahun mesantren pada syeh ihsan. Di jampes, Pendidikan yang ditempuh sampai tingkat Aliyah. Disini pun, keistimewaan KH Zaini mencuri perhatian para pengasuhnya. Diantaranya adalah beliau langsung diminta untuk ikut menjadi pengajar di pesantren tersebut. Bahkan oleh gus Muhammad, putra syekh Ikhsan, KH zaini Ilyas ditunjuk langsung untuk menjadi lurah pondok.
       Selama di jampes, KH zaini ilyas juga pernah ngaji jolok ilmu falak pada Kyai masduki yang merupakan alumni pondok jampes, secara jolok yaitu di laju dari pondok jampes ke ndalemnya kyai masduki di desa Minggiran yang berjarak kurang lebih tiga kilometer dari jampes.
Saat masih di Jampes, KH Zaini Ilyas mendengar cerita tentang sosok kyai Masduki, pengasuh Pondok Pesantren al-Islah Lasem yang dikenal sangat alim, ahli hadist dan juga ahli tafsir. Di gambarkan, jika sedang mengaji semua kitab tafsir diterangkan dengan hapal dan gambling oleh beliau. Kyai masduki adalah alumni pondok tremas. Selain sangat alim, beliau adalah saudagar sukses yang sukses pula membangu pondoknya saat itu. Beliau juga terkenal kewaliannya. Banyak cerita-cerita tentang kewaliyannya beredar. Bahkan, diantaranya KH Zaini Ilyas sendiri pernah membuktikan. Dimana saat KH Zaini Ilyas merasa ada sedikit kekurang sreg-an dengan Kyai Masduki yang sedikit memunculkan suudzon, KH zaini Ilyas langsung dimimpikan dimana KH Masduki tidak kerso salaman. Hal ini kemudian menjadi pelajaran berharga bagi beliau dimana belajar dan mondok harus menata niatnya, harus husnudzon pada guru agar memperoleh ridlo guru.
            Di lasem, beliau cukup lama, yaitu kurang lebih 5 tahun. Selama di Lasem, beliau pun pernah mengaji kilatan puasaan ke kediri yaitu ngaji pada kyai Zuweni Nuh di Pare Kediri yang merupakan alumni tebuireng. Dua kali kilatan puasa di sana khusus untuk ngaji kitab shohih bukhori pada kali waktu, dan kitab shohih muslim pada waktu lain.
           Setelah lima tahun di Jampes, beliau kembali ke pondok kesugihan. Di sinilah kemudian, KH Zaini Ilyas menutup masa lajangnya dengan menikahi putri kyai nya yaitu, Ny.Hj.Mutasingah Badawi. KH Badawi Hanafi yang sudah akrab dengan KH Ilyas, kemudian asepakat menjodohkan putra-putri mereka, sampai beberapa kali rembukan acara pernikahan. Pada suatu hari, yaitu hari kamis, pada saat rembuk acara pernikahan berlangsung, tiba-tiba kyai Badawi ngendika supaya rembukan tersebut harus selesai, karena beliau tidak akan menangi. Dan ternyata keesokan harinya kyai Badawi wafat. Sehingga pada kemudian hari pernikahan putrinya di walikan oleh KH Mustholih Badawi, kakak dari Ny. Hj.Mutasingah.
 Setelah menikah, KH Zaini ilyas belum langsung boyong, baru setelah 3 tahun, yaitu tahun 1963 beliau memboyong istrinya yang juga putri kyainya, yaitu Ny.Hj.Mutasingah Badawi ke desa Pesawahan. Seboyongnya KH Zaini Ilyas ini, ada beberapa santri kesugihan yang ikut yang kemudian menjadi cikal bakal santri dari pesantren Miftahul Huda kelak. Diantara santri yang pertama adalah kyai adzro’i dari jawa timur. Berjalannya dengan waktu, santri-santri dari KH Sya’roni pondok sidamulih yang secara letak geografis adalah tetangga desa, banyak yang jolok ngaji ke KH Zaini Ilyas. Diantara santri-santri jolok tersebut ada Prof mubarok, Prof Wahib mu’thi alm. Lambat laun santri dari berbagai daerah datang untuk ngaji pada beliau. Pesantrennya pun kemudian berkembang dengan nama pondok pesantren Miftahul Huda Pesawahan.
Demikian perjalanan beliau KH Zaini Ilyas yang mengawali berdirinya pondok pesantren Miftahul Huda Pesawahan
Sumber ibu nyai fb  Umni Labeb

Gus Rif'an : Ayo Jihad 'Bijariikum


BANYUMAS - Pengasuh Ponpes El Madani, Banjarparakan, Rawalo, Banyumas, Jawa Tengah, Gus M Rif'an Muhajirin menyerukan saatnya jihad dengan jari. Mengingat, saat ini dunia maya (digital) khususnya media sosial, mengharuskan jihad dengan cara yang beda.

"Saya mengajak pada teman-teman Ansor Cyber Media (ACM), wajahidu 'bijariikum'. Ayo kita jihad dengan jari-jari sahabat semua," katanya dalam penutupan Pelatihan Dasar Cyber, Ahad (4/8) kemarin.

Dengan jihad 'bijariikum', maka tidak perlu lagi memanggul senjata. Cukup dengan handphone, tab dan atau komputer. Semua itu, katanya, dilakukan untuk NU. Bagian dari rasa khidmat nyata pada organisasi yang sangat besar dan membawa berkah ini.

"NU itu besar, kita ini kecil. Maka, mari kita depe-depe mendekat dengan cara khidmah kepada NU. Insyaallah sekecil apapun khidmah kita akan membawa kebaikan dan berkah bagi diri dan keluarga," kata Gus Rif'an lagi.
Diklat dasar cyber diselenggarakan Sabtu-Ahad (3-4/8). Ini merupakan rangkaian, diklat dasar yang digelar ACM Banyumas di bawah kordinasi PC GP Ansor. Akan dilakukan diklat serupa di wilayah kecamatan lain se Banyumas hingga menyeluruh sampai 2020.

Wakil Ketua PC GP Ansor, Rochiman menegaskan supaya anggota baru ACM mengutamakan loyalitas dalam organisasi. "Sahabat-sahabat yang sudah mengikuti pendidikan ini harus memiliki loyalitas dan rela berkorban untuk organisasi. Semoga itu akan menjadi wasilah hidup berkah sampai anak cucu kita," katanya.
Secara umum, peserta diklat menerima materi mulai dari fotografi, sindikasi media, hingga pelatihan mengoperasikan drone. Ada juga pelatihan teknis menulis, baik berita pendek hingga, broadcast dan menulis caption. (*)

djito el fateh
lembaga tenaga nuklir banyumas

sumber Fb

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2295894830537270&id=100003503265384